LAMPUNG,HELOINDONESIA.COM -- Kembali diusik adat istiadat Lampung, Panglima Elang Berantai turun dari Gunung Rajabasa menyatakan siap pasang badan jika maskot atau ikon monyet berpakaian adat Lampung tidak diganti dengan ikon yang tak melecehkan adat Lampung.
"Sampaikan kepada saudara kami, Laskar Lampung dan MPAL Pesawaran, kami siap turun membela marwah adat istiadat yang mulia ke Kota Bandarlampung," ujarnya kepada Helo Indonesia setelah membaca polemik tersebut Minggu malam (19/5/2024).
Ikon Pilwalkot Bandarlampung 2024 jadi polemik pascapeluncurannya oleh KPU Kota Bandarlampung di Tugu Adipura, Enggal, Kota Bandarlampung, Minggu pagi (19/5/2024). ikonnya monyet berpakaian adat Lampung.
"Monyet dipakaikan pakaian adat Lampung itu merupakan pelecehan terhadap orang Lampung," tandas salah satu tokoh adat Marga Rajabasa yang terus merawat tradisi warisan sejak ratusan tahun lalu di wilayah Way Handak, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan.
Dia mempertanyakan siapa yang punya ide memakaikan pakaian adat ke monyet, siapa jurinya, kok tak paham dengan adat Lampung. Monyet itu hewan yang dianggap orang Lampung contoh buruk, ujar pria bertubuh tinggi besar ini.
Jangan mentang-mentang punya kuasa, katanya, lantas lupa dengan pepatah "Dimana Bumi Dipijak di Situ Langit Dijunjung." Menurut dia, orang Lampung itu terbuka, wellcome, tapi jangan tanpa tata kerama memakaikan monyet baju adat Lampung.
Harusnya, ketika punya jabatan, manfaatkan dengan baik, kembangkan adat istiadat lokal, bangun marwah Lampung, sejahterakan masyarakat, didik para generasi mudanya dengan nilai-nilai yang mulia.
Jika tak paham, tanya kepada masyarakat, tokoh, lembaga adat, katanya. "KPU Kota Bandarlampung harus minta maaf kepada para penyimbang dan masyarakat adat se-Lampung," tandasnya. (HBM)
-