HELOINDONESIA.COM - Di negara-negara Eropa, terutama Polandia dan Jerman bisnis di bidang spa terus berkembang.
Kemajuan ini didorong oleh kesadaran masyarakat di sana untuk menjaga kesehatan tubuh melalui terapi spa.
Yang menarik, banyak terapis-terapis asal Indonesia, terutama dari Bali yang bekerja di tempat-tempat spa di kedua negara tersebut.
Hal ini diungkapkan anggota Ethnowellness Nusantara (ETNA) Dwi R Atmodjo seperti dikutip dari akun YouTube IWTIF pada Jumat (31/10/2025).
Baca juga: BRI Region 5 Bandar Lampung Imbau Masyarakat Waspada Bahaya Klik Tautan Palsu
Dwi memaparkan pengalamannya berkeliling ke beberapa kota di Polandia dan Jerman.
Saat di Polandia, dia mengunjungi beberapa kota. Di antaranya Gdanks, Krakow dan Warsawa.
"Saat ini cukup banyak sebetulnya di masing-masing kota tersebut spa-pa yang ada di Polandia. Di Gdansk ada lebih dari 30 spa. Di Krakow lebih dari 30 spa. Di Warsawa juga cukup banyak," paparnya.
Yang menarik, terapis-terapis yang bekerja di spa-spa itu kebanyakan dari Bali.
"Bali menjadi sebuah berlian dunia. Spa di Polandia, Jerman terapisnya dari Bali.
Di sana ada Bali Hai, Bali Thai. Tapi terapisnya kebanyakan dari Bali," ungkapnya.
Dengan demikian, lanjut Dwi, di kedua negara tersebut menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan spa-spa tradisional nusantara.
"Terutama spa tradisional Indonesia atau yang dikenal ethnowellness untuk berkembang di Eropa," terangnya.
Peluang bisnis spa di kedua negara itu dimulai dari terapisnya, aromaterapi, ataupun obat-obatan herbal, termasuk juga makanan tradisionalnya.
Baca juga: Jenderal Penjaga Perut Rakyat, Irjen Helfi Assegaf Terima Tongkat Komando Polda Lampung
Sehingga promosi Indonesia kalau di Polandia dan Eropa itu bisa berkembang.
"Ini harapan cukup besar bisnis spa tradisional Indonesia di Eropa. Saya melihat spa itu yang memang mayoritas adalah Bali dan Thailand. Ada beberapa dari Timur Tengah," paparnya.
Sayangnya, obat-obatan herbalnya itu kebanyakan tidak dari Indonesia. Tapi ada yang dari Swiss, ada yang dari negara-negara di sekitar Eropa itu sendiri.
"Sehingga herbal itu menjadi pasar yang sangat-sangat bagus sekali, sangat menjanjikan untuk bisa berkembang di Eropa dan mereka punya spesifikasi sendiri. Misalnya di Krakow itu mereka lebih ke treatment garam dan air hangat," ujarnya.
Baca juga: Bunda PAUD Provinsi Lampung Ajak Guru IGRA Berkolaborasi Siapkan Generasi Emas Indonesia 2045
Tak hanya itu, menurut Dwi, mereka menjadikan bangunan-bangunan tua dimodifikasi dicustom sedemikian rupa menjadi sebuah spa estetik yang bagus sekali.
"Di sini yang terkenal terapi garam," ujarnya.
Tapi itu berbeda dengan di kota Warsawa atau Gdansk. Di Warsawa, sebagai pusat kota Polandia sebagai tempat spa lebih banyak di hotel dan terapis-terapisnya tidak jauh beda dengan Indonesia.
"Tapi begitu kita masuk ke Berlin, Hamburg, kalau di Jerman itu lebih ke spa air panas terapinya," tambahnya.
Sehingga, menurut Dwi, ini menjadi pasar yang besar bagi Indonesia terutama melalui ethnowellness.
"Kita bisa kirim para terapis dan itu sudah akan dilakukan ethnowellness yang nanti di Dolina Charlotty," jelasnya.
Baca juga: Dana Program Padat Karya Tunai Desa Diduga Dicatut Kadesnya di Tanggamus
Seperti diketahui Dolina Charlotty merupakan sebuah mininya negeri Indonesia, atau bisa juga disebut seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Tempat ini dibangun oleh seorang Polandia yang sangat mencintai kekayaan budaya nusantara.
"Di sana mungkin kita akan mengundang mengundang terapis-terapis untuk latihan ataupun pendidikan terapis Indonesia atau terapi tradisional Indonesia atau Spa Indonesia," tandasnya.
