DALAM dunia yang semakin mudah melakukan perjalanan luar negeri seperti saat ini judul buku: Dari Batukarang ke Vancouver ini barangkali terkesan biasa saja.

Banyak orang bisa melakukannya, bahkan lebih sering, lebih banyak, dan lebih “jauh”. Tetapi begitu membaca bukunya pelahan-lahan terasalah ada “sesuatu” yang dapat kita nikmati dan jadikan pelajaran khususnya bagi kalangan muda atau orangtua muda.
Sosok Ramly Bangun, pengusaha yang lahir 15 April 1951 di desa Batukarang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, memperlihatkan diri sebagai pribadi yang hidup dengan tekad dan tujuan terukur.
Walau hanya berpendidikan resmi SMA, walau pernah kuliah namun tidak mendapat gelar dan ijazah, Ramly sukses menjadi pengusaha di sejumlah bidang dalam ukuran tertentu.
Dia memiliki sejumlah perusahaan, anak-anaknya memiliki profesi dan pekerjaan yang baik, cucu semua sehat, dan setiap tahun dapat meluangkan waktu untuk bepergian ke luar negeri.
Bukan sekadar jalan-jalan tetapi juga untuk mensyukuri nikmat dari Sang Pencipta. Dan juga untuk memperluas rezeki karena di tempat-tempat yang kita kunjungi, ada “oleh-oleh” berupa pengalaman, pengetahuan, dan ide yang bisa dipetik untuk bekal hidup.
Saya jadi teringat Surat Al-Mulk ayat 15, yang artinya “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah Sebagian dari rezekinya. Dan hanya kepadaNyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan)”. ***
Sebagian cerita dalam buku ini adalah berwisata bersama keluarga dan kerabat, rekan bisnis ke tempat-tempat yang dipilih. Tetapi yang menjadi bagian judul buku yaitu ke Vancouver, adalah wisata dengan tujuan lain.
Baca juga: FKPPIB Apresiasi TNI-Polri Bebaskan Lahan PTPN dari Mafia Tanah
Ramly Bangun dan rekannya Robinson Sitepu, rupanya pernah ingin berusaha di Kanada dan menghadiri seminar Investasi di Kanada pada tanggal 8 November 1994.
Bersama sekitar 20 orang yang umumnya dari Asia, mereka menghadiri acara, presentasi untuk menjadi warga negara Kanada dengan syarat membuka usaha dengan modal minimal 350.000 dollar Kanada (sekarang setara dengan sekitar Rp 4 milyar).
Tetapi karena tidak ada jaminan keamanan investasi dari pemerintah akhirnya Ramly Bangun urung bikin bisnis di Vancouver itu.
Mendirikan usaha di negara orang merupakan gagasan yang tidak semua orang punya dan adanya keinginan ini menujukkan sikap tidak puas atas bisnis yang sudah digelutinya dan relatif berjalan baik di Jakarta pada tahun 1994.
Baca juga: PWI DIY Tegak Lurus ke Hendry Ch Bangun, Pastikan Hadiri HPN 2025 di Banjarmasin Kalsel
Sebagai anak yang dilahirkan di kampung dan tidak dapat meneruskan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara karena orangtua tidak mampu membiayai meski lulus tes, Ramly sebenarnya bercita-cita menjadi dokter, apa boleh buat garis tangan berkata lain. Tokh akhirnya dia sukses di bidang lain.
Salah satu keberhasilan lain adalah dengan sikap berpikir positifnya Ramly Bangun dapat sembuh dari kanker getah bening setelah berjuang sekitar 300 hari.
Dengan berbagai penderitaan karena harus jalani kemoterapi di Penang, Malaysia, saat ini dia kembali hidup normal pada tahun 2012. Walaupun badan sakit, dia tetap tampil riang gembira di hadapan rekan dan kerabat, tidak menunjukkan rasa susah dan penderitaan.
Tidak lagi menggunakan topi untuk menutupi kepala yang kehabisan rambut karena pengobatan sebagaimana lazimnya orang terkena kanker.
Baca juga: Tetap Solid dan Satu Komando ke Hendry Ch Bangun, PWI Bengkulu Siap Hadiri HPN Kalsel 2025
Dia juga tetap tabah ketika berkali-kali mengalami musibah, seperti dirampok, ditipu rekan bisnis bahkan kerabat. Dia mengambil hikmahnya dan bangkit karena yakin itu semua cobaan dari Yang Maha Kuasa dan akan diberi jalan terbaik.
(Hendry Ch Bangun)
