Helo Indonesia

Budaya Kesehatan dan Kebugaran Masyarakat Ambon Tak Lepas dari Filosofi ini

Minggu, 21 September 2025 18:08
    Bagikan  
Ambon
Foto: pexels

Ambon - Salah satu sudut keindahan dari pantai yang dimiliki masyarakat Kota Ambon.

HELOINDONESIA.COM - Budaya kesehatan masyarakat Ambon sangat terkait dengan tradisi dan kepercayaan lokal.

Mereka percaya pada kekuatan supranatural dan ritual dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

Trainer sekaligus assesor Spa Wellness Yoyoh Rohmah Tambera dalam webinar Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) pada pekan lalu menyatakan bahwa itu tak lepas dari filosofi kehidupan sehari-hari masyarakat Ambon.

Diungkapkan Yoyoh, filosofi hidup masyarakat Ambon yaitu Manggure Bemaju Lawamena Hau Lala.

Baca juga: Jabatan ASN Tergantung Kepala Daerah, Pelajaran dari Pemkab Tanggamus

"Artinya bersaksi Bersatu Membangun Maluku Maju Terus Pantang Mundur," terang Yoyoh.

Tak hanya itu, ungkapan lainnya, menurut Yoyoh adalah "Katong semua satu gandong, satu hantung dan satu hati."

"Itu artinya kita semua sekeluarga atau bersaudara," tambahnya.

Yoyoh menceritakan pengalamannya selama mengajar terkait dengan Etnaprana di Ambon.

Baca juga: BRImo Tingkatkan Layanan Digital, Penggunaan di BRI Region 5 Bandar Lampung Terus Bertumbuh

"Saya pernah ngajar ke Ambon. Di Pulau Ambon saya udah deg-degan aduh bagaimana ya menghadapi orang-orang Ambon," ungkap Yoyoh.

Ternyata, sambungnya, masyarakat Ambon itu bisa menjaga tatakramanya bener-bener baik.

"Saya tuh awalnya deg-degan karena kan biasa tak kenal maka tak sayang. Ketika saya ngajar di sana, ternyata orang Ambon welcome sekali mereka terhadap saya. alhamdulillah," tandas Yoyoh.

Dari beberapa sumber lain menyebutkan bahwa ada beberapa aspek penting yang mempengaruhi tradisi kesehatan dan kebugaran masyarakat Ambon.

Baca juga: Pedagang Buah Lampung Sukses Kembangkan Usaha Berkat KUR BRI

Pertama, ada pengaruh sejarah.

Budaya Ambon dipengaruhi oleh sejarah sebagai pusat perdagangan rempah-rempah, sehingga berbagai bangsa seperti Belanda, Portugis, dan Spanyol turut membentuk tradisi kesehatan mereka.

Kedua keberagaman Agama.

Masyarakat Ambon memeluk berbagai agama, termasuk Kristen dan Islam, yang mempengaruhi praktik kesehatan dan ritual mereka.

Ketiga, tradisi dan ritual.

Beberapa tradisi seperti "Pukul Sapu" atau "Manyapu" dilakukan sebagai bentuk ritual untuk menyembuhkan luka dan membersihkan diri setelah Idul Fitri.

Keempat, makanan dan kesehatan.

Makanan khas Ambon seperti Papeda, Ikan Kuah Kuning, dan Sagu Bakar dianggap memiliki nilai kesehatan dan gizi yang tinggi.

Baca juga: Ikuti Porseni Pengwil Jateng, Pengda INI-IPPAT Kendal Torehkan Prestasi Gemilang

Kelima Rumah Adat.

Rumah adat "Baileo" digunakan sebagai tempat pertemuan dan upacara adat yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan masyarakat.