Helo Indonesia

Tampil di ICON-AI 2025, Peneliti Universitas Semarang Kembangkan Beton Akustik Cerdas

Ajie - Teknologi
17 jam 6 menit lalu
    Bagikan  
Tampil di ICON-AI 2025, Peneliti Universitas Semarang Kembangkan Beton Akustik Cerdas

Tim peneliti USM yang tampil mempresentasikan klaryanya dalam ICON-AI 2025 di UTM Kuala Lumpur

KUALA LUMPUR, HELOINDONESIA.COM - Tim Peneliti dari Universitas Semarang (USM) melakukan terobosan dengan menawarkan solusi beton akustik cerdas, yang tak hanya kokoh menopang bangunan, tapi juga mampu meredam suara secara efisien—dan yang menarik, komposisinya bisa dirancang lebih presisi berkat bantuan kecerdasan buatan.

Tim Peneliti USM terdiri atas Ngudi Hari Crista, Sudharto P. Hadi, Erni Setyowati, Aimmatul Husna.

Penelitian mereka yang berjudul ''Machine Learning Modelling of Acoustic Concrete Using Orange Data Mining'' dipaparkan dalam The International Conference on Artificial Intelligence and Its Applications (ICON-AI 2025) di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) di Kuala Lumpur, pada 12-13 November 2025 lalu.

Baca juga: BKKBN Jateng Dorong Ayah Jadi Teladan dalam Pengasuhan dan Pembentukan Karakter Anak

Dalam paparannya, Ngudi membuktikan bahwa komposisi beton akustik seperti persentase agregat ringan, rasio pori, jenis serat, atau ukuran rongga bisa diprediksi dampak akustiknya sebelum dicetak.

Dalam penelitiannya, tim peneliti USM bersama kolega lain, menggunakan platform open-source Orange Data Mining untuk melatih algoritma machine learning antara lain Random Forest, k-Nearest Neighbors, dan Support Vector Machine dengan memasukkan data hasil uji laboratorium sebelumnya.

Hasilnya menunjukkan model AI mampu memprediksi Noise Reduction Coefficient (NRC), yaitu ukuran seberapa besar suara diserap oleh material, dengan koefisien determinasi (R²) mencapai 0,987—artinya akurasi prediksi nyaris sempurna, sebesar 98,7%.

''Artinya, insinyur tak perlu lagi membuat puluhan contoh beton lalu mengujinya satu per satu di ruang akustik yang mahal. Cukup masukkan komposisi rencana ke dalam sistem, dan dalam hitungan detik, AI memberi tahu: ''Campuran ini akan menyerap suara hingga 65% di frekuensi 1.000 Hz'' atau berapa pun target reduksi kebisingan yang dibutuhkan,'' ujarnya.


Sangat Relevan
Menurutnya, inovasi itu sangat relevan untuk kota-kota padat seperti Semarang, Jakarta, atau Surabaya, di mana kebisingan lalu lintas, pabrik, atau aktivitas komersial melebihi ambang batas aman WHO (55 dB siang hari). Beton akustik bisa dipasang sebagai fasad gedung sekolah dekat rel kereta, dinding pembatas jalan tol, atau partisi ruang kelas tanpa mengorbankan kekuatan struktural.

''Kami tidak membuat material baru dari nol. Kami memanfaatkan bahan lokal—semen, pasir, agregat ringan—lalu mengoptimalkannya secara cerdas. Ini lebih murah, lebih cepat, dan ramah lingkungan,'' kata Ngudi.

Baca juga: Kafilah Kota Semarang Cetak Hattrick, Pertahankan Gelar Juara Umum MTQH Tingkat Jateng

Ke depan, katanya, model tersebut bisa diintegrasikan ke dalam perangkat lunak desain arsitektur atau sistem rekomendasi untuk kontraktor. Bahkan, kombinasi dengan sensor IoT memungkinkan beton “belajar” dari kondisi nyata jika kebisingan ternyata lebih tinggi dari perkiraan, sistem bisa menyarankan modifikasi untuk lapisan berikutnya.

''Di tengah upaya Indonesia membangun Smart City yang berkelanjutan, inovasi ini membuktikan: transformasi digital tak hanya terjadi di layar ponsel tapi juga di dalam material paling dasar pembangunan. Kini, beton bukan lagi benda mati. Ia bisa mendengar, belajar, dan merespons untuk kota yang lebih tenang, sehat, dan manusiawi,'' bebernya. (Aji)